1 Gampang Marah dan Emosi Tinggi. Tahapan depresi ringan pertama kalinya dapat dilihat dari sikap seseorang yang mudah sekali marah dan memiliki tingkat emosional yang tinggi. Pada beberapa kasus, hal ini diakibatkan rasa depresi yang dimilikinya sehingga membuatnya lebih mudah marah akibat stress yang dialaminya.
Napas pendek ketika keadaan normal, bukan saat sedang berolahraga atau beraktivitas fisik berat, bisa diakibatkan oleh sesuatu yang menghalangi saluran pernapasan. Kondisi ini pada umumnya terjadi bila Anda mengalami gangguan pernapasan, seperti asma, bronkitis kronis, maupun pneumonia. Bahkan, napas pendek juga bisa menjadi gejala kondisi lain, seperti kelebihan berat badan, gagal jantung, dan stroke. 3. Penurunan berat badan Anda perlu waspada bila pernah mengalami penurunan berat badan secara drastis padahal sedang tidak merencanakan atau menjalani program diet. Penurunan berat badan lebih dari 5% dari total berat badan selama 6–12 bulan perlu segera diperiksakan ke dokter karena bisa menjadi gejala penyakit berbahaya. Beberapa penyakit yang mungkin membuat berat badan berkurang secara drastis tanpa sebab yakni kanker, diabetes melitus, gangguan hormon, dan depresi berat. 4. Kram kaki yang tidak kunjung sembuh Sebagian besar orang sering mengalami kram kaki dan akan hilang sendiri setelah beristirahat. Akan tetapi, kram kaki yang tak kunjung sembuh bisa jadi gejala penyakit berbahaya, terutama pada arteri kaki akibat penyumbatan pembuluh darah. Jika ini tidak ditangani, bukan tidak mungkin seseorang akan kehilangan kakinya. Ini terjadi akibat matinya jaringan akibat tidak memperoleh oksigen dan zat gizi dari aliran darah. 5. Kegemukan pada bagian perut Anda juga perlu lebih berhati-hati bila mengalami kegemukan, terutama pada bagian perut hingga membuat celana sempit dan tidak bisa dikancing. Hal ini bisa jadi tanda tubuh bermasalah karena peningkatan berat badan serta penumpukan lemak perut yang juga dikenal sebagai lemak viseral. Penumpukan lemak viseral sangat berbahaya dan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, serangan jantung, serta stroke. 6. Kulit sangat kering Beberapa ahli mengatakan bahwa kondisi kulit yang sangat kering dan mudah terkelupas bisa disebabkan oleh gangguan kelenjar tiroid. Kulit kering disertai mengelupasnya kuku juga bisa terjadi akibat kekurangan zinc dalam tubuh. Hal ini harus segera Anda konsultasikan dengan dokter spesialis kulit. Biasanya, pengobatan yang diberikan adalah suplemen dan losion. 7. Perubahan payudara Perubahan payudara sangat umum terjadi saat masa pubertas, kehamilan, hingga menyusui. Namun, Anda perlu curiga bila warna permukaan kulit payudara berubah, ada benjolan, timbul rasa tidak nyaman, serta keluar cairan dari puting saat tidak sedang menyusui. Segera periksakan diri ke dokter spesialis terkait bila mengalami Anda kondisi tersebut. Pasalnya, ini bisa menjadi gejala penyakit berbahaya seperti kanker payudara. 8. Pembengkakan pada bagian tertentu Jika kaki, lengan, atau bagian tertentu pada tubuh Anda terasa membengkak tanpa sebab yang jelas, lebih baik segera periksakan diri ke dokter. Pembengkakan atau adanya penambahan massa pada salah satu organ tubuh bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis ringan hingga berat, seperti tumor dan kanker. Bengkak pada kaki juga bisa diakibatkan oleh penumpukan cairan yang disebut edema. Kondisi ini bisa menjadi gejala penyakit degeneratif serius, seperti gagal jantung dan gagal ginjal. 9. Perdarahan tidak terkontrol Luka yang menghasilkan perdarahan tanpa henti lebih dari lima menit bisa disebabkan oleh penyakit kelainan darah, seperti hemofilia dan leukemia. Perdarahan yang tidak wajar juga bisa terjadi pada bagian tubuh tertentu sehingga menyebabkan feses berdarah, urine berdarah, atau muntah darah. Kondisi ini bisa terjadi akibat beberapa penyakit serius, termasuk wasir, infeksi, kanker usus, bronkitis, pneumonia, dan tuberkulosis TBC. 10. Muntah dan diare terus-menerus Gastoenteritis atau yang lebih umum dikenal sebagai muntaber bisa membuat Anda mengalami muntah dan diare terus-menerus. Selain gastroenteritis, muntah dan diare berkepanjangan bisa menandakan infeksi, intoleransi makanan, radang usus, dan bahkan peradangan selaput otak meningitis. Jika tidak segera ditangani, Anda berisiko mengalami dehidrasi parah. Kondisi ini awalnya ditandai dengan perubahan warna urine, sakit kepala, dan kelelahan. 11. Mata sangat sensitif pada cahaya fotofobia Tak hanya gangguan mata, fotofobia atau mata yang sensitif terhadap cahaya sering dikaitkan sebagai gejala sakit kepala, termasuk migrain dan sakit kepala klaster. Gejala penyakit berbahaya lain juga dapat ditandai dengan fotofobia, seperti depresi, gangguan kecemasan, cedera kepala, dan bahkan tumor kelenjar pituitari. Untuk mendiagnosis kondisi ini, konsultasikan dengan dokter spesialis mata guna mengetahui apakah masalah disebabkan gangguan mata atau bukan. 12. Kelelahan berkepanjangan Kelelahan yang menjadi tanda tubuh bermasalah biasanya tidak akan hilang begitu saja meski Anda sudah tidur cukup maupun minum kopi. Beberapa masalah kesehatan yang bisa menyebabkan kelelahan antara lain anemia, gangguan tiroid, diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Selain fisik, kelelahan mental juga bisa terjadi pada seseorang yang mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Berbagai masalah kesehatan serius dan mematikan kadang tidak menimbukan gejala spesifik. Alhasil, kebanyakan orang cenderung mengabaikannya. Meski begitu, bila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala penyakit berbahaya seperti di atas, jangan ragu untuk segera konsultasi dengan dokter. Diagnosis lebih awal bisa mencegah keparahan dan komplikasi dari kondisi yang Anda alami. Ciriciri Leukosit: Pengertian, jenis, fungsi. Leukosit adalah suatu jenis sel darah yang dibuat di sumsum tulang dan ditemukan di dalam darah dan jaringan getah bening. Leukosit adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh. Leukosit fungsinya membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit lainnya. Jenis leukosit adalah granulosit (neutrofil Herpes adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi. Infeksi virus herpes umumnya ditandai dengan kulit kering, luka lepuh, atau luka terbuka yang berair. Herpes simplex virus HSV dan varicella-zoster virus VZ adalah jenis virus herpes yang umum menyerang manusia. Virus herpes dapat menyerang siapa saja. Adanya riwayat kontak dengan penderita infeksi virus ini dan daya tahan tubuh yang sedang lemah adalah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi virus herpes. Virus herpes terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu alpha α herpesvirus, beta β herpesvirus, dan gamma γ herpesvirus. Dari tiga kelompok tersebut, ada delapan jenis virus herpes yang dapat menginfeksi manusia, yaitu Herpes simplex virus tipe 1 HSV 1 Herpes simplex virus tipe 2 HSV 2 Epstein-Barr virus EBV Varicella-zoster virus VZV Cytomegalovirus CMV Herpesvirus 6 HBLV Herpesvirus 7 Herpesvirus 8 sarkoma kaposi Penyebab Herpes Meski banyak jenis virus herpes yang dapat menyerang manusia, tetapi kelompok alfa herpesvirus lah yang paling sering menyebabkan infeksi. Beberapa jenis virus dari kelompok ini adalah Herpes simplex virus tipe 1 HSV 1 HSV 1 merupakan jenis virus herpes yang sering menyebabkan herpes oral mulut atau herpes labial bibir. Akan tetapi, HSV 1 juga dapat menyebar dari mulut ke alat kelamin dan menyebabkan terjadinya herpes kelamin genital pada orang yang menerima seks oral dari penderita herpes oral. HSV 1 dapat menyebar melalui kontak langsung dari penderita herpes ke orang yang sehat, misalnya lewat berciuman, berbagi pakai peralatan makan atau kosmetik bibir, seperti lipstik. Pada sebagian besar kasus, HSV 1 ditularkan dari penderita HSV 1 yang tidak bergejala. Namun, risiko penularan akan lebih tinggi jika terjadi kontak dengan penderita yang mengalami luka terbuka akibat HSV 1. Herpes simplex virus tipe 2 HSV 2 HSV 2 merupakan penyebab utama penyakit herpes genital. Infeksi virus ini bisa kambuh dengan frekuensi kekambuhan yang bervariasi pada tiap penderitanya. Virus HSV 2 menular melalui kontak langsung dengan luka pada penderita herpes, misalnya saat berhubungan seksual. Pada kasus yang jarang terjadi, HSV 2 juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya pada saat persalinan. Varicella-zoster virus VZV VZV merupakan virus yang menjadi penyebab cacar air varicella dan cacar ular herpes zoster. Cacar air terjadi ketika virus varicella-zoster menginfeksi seseorang untuk pertama kalinya. Sedangkan herpes zoster, atau dikenal juga dengan herpes kulit, terjadi saat virus VZV yang tidak aktif di dalam tubuh kambuh kembali. Seseorang juga bisa terinfeksi virus ini dari penderita herpes zoster. VZV utamanya menular melalui kontak langsung dengan penderita cacar air. Infeksi virus ini dapat dikenali dengan timbulnya bintil kulit yang berisi cairan vesikel. VZV juga bisa menular melalui kontak langsung dengan cairan yang ada di dalam vesikel atau percikan liur yang keluar saat penderita bersin atau batuk. Biasanya, virus sudah berada di dalam tubuh penderita selama 7–21 hari sebelum ruam atau gejala lainnya muncul. Namun, penderita sudah dapat menularkan virus varicella-zoster ke orang lain sejak 48 jam sebelum munculnya ruam. Faktor risiko herpes Herpes dapat menyerang siapa saja dalam semua kelompok usia. Akan tetapi, infeksi virus ini lebih rentan terjadi pada seseorang yang sering kontak dengan penderita herpes, seperti petugas medis atau anggota keluarga yang merawat pasien herpes. Untuk jenis virus herpes simplex tipe 1 atau tipe 2, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko terinfeksi virus ini Berjenis kelamin perempuan Sering bergonta-ganti pasangan seksual Memiliki daya tahan tubuh yang lemah akibat mengonsumsi obat tertentu atau menderita HIV/AIDS Menderita penyakit menular seksual Sementara beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko terinfeksi virus VZV adalah Berusia di bawah 12 tahun Memiliki riwayat kontak langsung dengan penderita cacar air Bekerja atau beraktivitas di sekolah atau fasilitas khusus anak-anak, terutama jika ada anak yang sedang mengalami cacar air Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, baik akibat penyakit maupun efek samping obat-obatan Selain bisa menyebabkan cacar air, virus VZV juga bisa menyebabkan herpes zoster. Beberapa faktor dan kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami herpes zoster, yaitu Berusia 60 tahun ke atas Memiliki riwayat cacar air sebelumnya Menderita penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS atau kanker Sedang menjalani kemoterapi, radioterapi, atau menggunakan obat imunosupresan Gejala Herpes Infeksi herpes biasanya terjadi dalam beberapa tahap. Gejala atau keluhan yang bisa timbul pada tiap tahap dapat berbeda-beda, seperti dijelaskan di bawah ini 1. Stadium primer Stadium primer terjadi pada hari ke-2 hingga ke-8 setelah infeksi herpes terjadi. Gejala yang muncul pada fase ini adalah ruam lepuh blister pada kulit yang berukuran kecil dan terasa sakit. Ruam lepuh biasanya berisi cairan berwarna bening atau keruh. Ruam lepuh dapat pecah sehingga menimbulkan luka terbuka. Area di sekitar ruam lepuh juga akan berwarna kemerahan. 2. Stadium laten Pada stadium ini, ruam lepuh dan luka yang sebelumnya muncul akan mereda. Namun, pada fase ini, virus sedang berkembang dan menyebar ke saraf di dekat saraf tulang belakang yang ada di bawah kulit. 3. Stadium peluruhan Virus mulai berkembang biak pada ujung saraf organ tubuh. Jika ujung saraf yang terinfeksi terletak pada organ tubuh yang menghasilkan cairan, seperti testis atau vagina, maka virus herpes dapat terkandung dalam cairan tubuh seperti air mani dan lendir vagina. Biasanya, pada fase ini, penderita tidak mengeluhkan gejala khusus. 4. Stadium rekurensi kemunculan kembali Pada stadium ini, ruam lepuh pada kulit yang terjadi di stadium primer dapat muncul kembali, tetapi biasanya tidak separah lepuhan dan luka yang sebelumnya. Gejala lain yang bisa timbul pada stadium rekurensi ini adalah gatal, kesemutan, dan nyeri yang muncul di area infeksi pada stadium pertama. Pada stadium ini, herpes juga bisa timbul kembali di area tubuh lain, misalnya di mata. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gejala atau keluhan saat terinfeksi virus herpes bisa bervariasi, tergantung pada fase yang sedang terjadi, jenis virus yang menginfeksi, serta daya tahan tubuh penderita. Perlu diingat, tidak semua penderita herpes mengalami gejala yang sama. Bahkan, kondisi ini kadang tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, pada beberapa orang yang mengalami infeksi virus herpes, akan muncul gejala berikut Demam Kelelahan Sakit kepala Nyeri otot Hilang nafsu makan Pembengkakan kelenjar getah bening Selanjutnya, akan muncul gejala spesifik sesuai dengan jenis virus herpes yang menginfeksi dan lokasi atau bagian tubuh yang terinfeksi, yaitu Gejala infeksi HSV 1 atau herpes oral Pada kondisi ini, gejala akan timbul di mulut dan area di sekitarnya. Gejala yang dapat muncul adalah Nyeri, gatal, rasa terbakar, atau tertusuk di bibir Luka lepuh, lenting-lenting kecil, atau sariawan di bibir Luka lepuh yang terasa nyeri sehingga mengganggu proses makan Gejala infeksi HSV 2 Pada penderita infeksi HSV 2 atau herpes genital, beberapa gejala yang umumnya dialami adalah Pembengkakan pada kulit kelamin atau area di sekitarnya yang terasa gatal, nyeri, dan disertai sensasi terbakar Luka yang terasa nyeri di kemaluan, bokong, anus, atau paha Nyeri pada saat buang air kecil dysuria Keluarnya cairan dari vagina Kulit penis kering, perih, dan gatal Gejala infeksi VZV Sedangkan pada infeksi herpes zoster virus yang menyebabkan cacar air, akan timbul ruam kulit berisi cairan vesikel yang terasa gatal. Ruam ini dapat menyebar ke seluruh tubuh. Jika penderita cacar air yang sudah sembuh mengalami herpes zoster, akan muncul keluhan pada salah satu sisi bagian tubuh, seperti nyeri, sensasi panas, dan diikuti dengan munculnya lepuh di kulit. Kapan harus ke dokter Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala herpes seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika timbul ruam lepuh di kulit yang tidak diketahui penyebabnya. Pemeriksaan perlu segera dilakukan jika ruam lepuh timbul pada anak Anda yang berusia kurang dari 8 minggu. Infeksi virus herpes pada bayi dapat berkembang lebih cepat hingga bisa menyebabkan terjadinya komplikasi serius. Jika Anda memiliki daya tahan tubuh yang lemah, lakukan pemeriksaan ke dokter saat timbul ruam lepuh pada kulit. Infeksi yang parah dan komplikasi lebih mudah terjadi pada penderita herpes yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Kesulitan saat makan akibat infeksi HSV 1 berisiko menyebabkan dehidrasi. Segera cari pertolongan medis jika mengalami dehidrasi akibat infeksi virus ini, yang ditandai dengan jumlah urine berkurang, mulut kering, kelelahan, dan mudah marah. Khusus ibu hamil yang sedang atau pernah menderita herpes genital, konsultasikan dengan dokter terkait hal yang harus dilakukan untuk mencegah virus menular ke bayi. Diagnosis Herpes Untuk mendiagnosis herpes, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala, riwayat aktivitas, dan riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat ada tidaknya demam, jenis ruam kulit yang timbul, dan pola penyebaran ruam tersebut. Dokter dapat mendiagnosis herpes melalui tanya jawab dan hasil pemeriksaan fisik. Namun, untuk memperkuat diagnosis dan memastikan jenis virus herpes yang menginfeksi, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti Kultur virus Kultur virus herpes bertujuan untuk mendeteksi virus herpes. Kultur virus herpes dilakukan dengan mengambil sampel melalui metode swab usap dari area kulit atau genital yang terinfeksi, untuk selanjutnya diteliti di laboratorium. Pemeriksaan kultur virus terutama dilakukan untuk mendeteksi atau memastikan keberadaan virus herpes, sekaligus menentukan jenis virus yang menginfeksi. Pemeriksaan Tzank Pemeriksaan Tzank dilakukan dengan mengambil sampel dari ruam kulit untuk selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop. Hasil pemeriksaan ini bisa menentukan apakah lesi yang timbul disebabkan oleh virus herpes. Meski begitu, pemeriksaan Tzank tidak dapat mengidentifikasi jenis virus herpes yang menyebabkan infeksi. Tes antibodi Tes antibodi bertujuan untuk mendeteksi antibodi terhadap virus herpes. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah, kemudian menelitinya di laboratorium untuk memastikan keberadaan antibodi yang terbentuk akibat infeksi virus herpes. Hasil tes antibodi akan sangat membantu diagnosis pada pasien yang tidak mengalami luka atau lepuhan pada kulit. Pemeriksaan ini sering digunakan mendiagnosis infeksi HSV 1 atau pun HSV 2. Selain tes yang disebutkan di atas, pada beberapa kasus, dokter bisa menyarankan tes PCR polymerase chain reaction, untuk mendeteksi infeksi virus herpes, terlebih yang telah menyebabkan infeksi pada mata atau sistem saraf pusat. Pengobatan Herpes Pada umumnya, luka dan lepuh akibat herpes dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2–4 minggu. Hanya saja, virus mungkin tetap ada di dalam tubuh penderita tanpa menimbulkan gejala. Hingga kini, belum ada metode pengobatan yang dapat menghilangkan virus herpes dari dalam tubuh. Fokus pengobatan dengan obat herpes adalah untuk membantu meredakan keluhan, mencegah penularan herpes, dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi. Beberapa obat-obatan antivirus dapat digunakan untuk mengatasi infeksi virus herpes adalah Acyclovir Valacyclovir Famciclovir Penciclovir Selain mengonsumsi obat antivirus, Anda juga dapat mengonsumsi obat herpes alami maupun beberapa upaya yang bisa meredakan keluhan dan mempercepat pemulihan akibat infeksi virus herpes yaitu Mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan nyeri Mengompres ruam kulit dengan air hangat atau atau air dingin Menggunakan air suam kuku untuk mandi Menggunakan pakaian longgar Menggunakan pakaian dalam berbahan katun Menjaga area luka tetap kering dan bersih Komplikasi Herpes Secara umum, infeksi akibat virus herpes jarang menimbulkan komplikasi serius. Komplikasi infeksi virus herpes biasanya terjadi pada kondisi tertentu. Misalnya, penderita herpes simpleks yang juga menderita HIV biasanya mengalami gejala herpes yang lebih parah dan lebih sering kambuh. Komplikasi akibat infeksi virus herpes juga bisa tergantung pada jenis virus yang menginfeksi. Saat terinfeksi virus herpes simpleks, berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa timbul Penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain Hepatitis Radang paru-paru Radang otak dan selaput otak Kematian jaringan retina mata Esofagitis Pada cacar air, risiko terjadinya komplikasi umumnya akan meningkat pada anak-anak, lansia, ibu hamil, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat cacar air adalah Ruam menyebar ke mata Ruam yang diikuti oleh sesak napas dan sakit kepala Ruam yang diikuti dengan infeksi sekunder Cacar air pada ibu hamil yang tidak ditangani dengan benar dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada janin. Gangguan tersebut bisa berupa gangguan penglihatan, retardasi mental, pertumbuhan lambat, atau kepala yang berukuran lebih kecil. Sementara itu, komplikasi yang bisa terjadi akibat herpes zoster adalah Post herpetic neuralgia, yaitu nyeri yang masih dirasakan meski lesi pada kulit sudah menghilang Infeksi bakteri pada lokasi ruam Nyeri dan ruam yang menjalar hingga ke mata Sindrom Ramsay-Hunt, yaitu kondisi yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada wajah dan gangguan pendengaran Pencegahan Herpes Untuk menghindari penyebaran virus herpes ke orang lain, beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah Hindari kontak fisik dengan orang lain, terutama bagi yang memiliki luka terbuka. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara rutin. Oleskan obat pada ruam dengan menggunakan kapas agar tangan tidak menyentuh daerah yang terinfeksi virus herpes. Jangan berbagi pakai barang-barang yang dapat menyebarkan virus, seperti gelas, cangkir, handuk, pakaian, dan peralatan makeup. Jangan melakukan seks oral, ciuman, atau aktivitas seksual lainnya, selama gejala penyakit herpes muncul. Hindari mencium bayi terlalu sering. Khusus bagi penderita herpes genital, hindari segala bentuk aktivitas seksual selama gejala herpes masih ada. Perlu diingat bahwa meski sudah menggunakan kondom, virus herpes dapat menyebar melalui kontak kulit yang tidak terlindungi kondom. Bagi wanita yang merencanakan kehamilan, jalani tes toksoplasmosis, rubella, citomegalovirus, dan herpes tes TORCH terlebih dahulu. Selain sebagai deteksi dini, tujuan tes tersebut adalah agar ibu yang terinfeksi bisa menjalani pengobatan sebelum hamil sehingga mencegah penularan virus ke janin. Danbagi anda yang belum tahu apa saja Ciri-Ciri Orang Yang Mengidap Penyakit Thalasemia, maka mari simak terus artikel ini sampai tuntas, karena pada postingan kali ini kami akan memberikan informasi tentang beberapa Ciri-Ciri Orang Yang Mengidap Penyakit Thalasemia. Namun sebeleum membahas ke Ciri-Ciri Orang Yang Mengidap Penyakit Thalasemia tersebut, kami terlebih dahulu akan membahas
Ada beragam ciri-ciri penyakit maag yang penting untuk Anda ketahui. Dengan mengetahui ciri-ciri penyakit maag, Anda bisa menghindari dan meminimalkan terjadinya komplikasi atau hal-hal yang mungkin membahayakan kesehatan. Ciri-ciri penyakit maag atau yang secara medis dikenal sebagai sindrom dispepsia adalah nyeri ulu hati, mual, dan muntah setelah makan. Selain itu, masih ada beberapa gejala atau ciri-ciri penyakit maag lainnya yang perlu diketahui agar dapat dikenali dan segera diatasi. Mengenali Ciri-Ciri Penyakit Maag Sakit maag bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari luka terbuka di lapisan dalam lambung tukak lambung, infeksi bakteri Helicobacter pylori, hingga efek samping penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid OAINS. Jika Anda menderita penyakit maag, Anda biasanya akan mengalami gejala atau ciri-ciri penyakit maag sebagai berikut Nyeri ulu hati disertai sensasi terbakar di bagian dada Mual saat atau setelah makan Perut kembung dan terasa penuh Mudah kenyang Sering sendawa Intoleransi terhadap makanan berlemak Nafsu makan menurun karena perut terasa sakit Naiknya asam lambung Penurunan berat badan Selain itu, ada pula gejala atau ciri-ciri penyakit maag yang terbilang berbahaya dan perlu segera diatasi, yaitu Mual dan muntah secara terus menerus Tinja berwarna gelap atau berdarah Nyeri perut yang tiba-tiba dan terasa begitu menyakitkan Muntah darah Sulit bernapas Anemia Cara Mencegah Penyakit Maag Jika Anda tidak ingin mengalami berbagai gejala di atas, Anda dapat mencegah penyakit maag dengan menjalani pola hidup sehat sebagai berikut Menghindari konsumsi makanan tertentu Selain menghindari konsumsi makanan penyebab sakit maag, Anda juga dianjurkan untuk menghindari konsumsi minuman bersoda, berkafein, dan beralkohol. Minuman-minuman tersebut berisiko menyebabkan iritasi lambung. Menghindari konsumsi minuman tertentu Untuk mencegah penyakit maag, selain menghindari konsumsi makanan penyebab sakit maag, Anda juga dianjurkan untuk menghindari konsumsi minuman bersoda, minuman berkafein seperti kopi dan teh, serta minuman beralkohol. Pasalnya, minuman tersebut berisiko menyebabkan iritasi lambung. Berhenti merokok Perokok diketahui lebih berisiko terkena sakit maag daripada mereka yang tidak merokok. Merokok dapat meningkatkan risiko infeksi lambung akibat bakteri Helicobacter pylori. Selain itu, senyawa yang terkandung di dalam rokok bisa menghambat tubuh Anda memproduksi zat yang berperan untuk melindungi diri dari asam lambung. Jika Anda mengalami ciri-ciri penyakit maag di atas, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Untuk mengetahui tingkat keparahan maag yang Anda derita, dokter akan menanyakan riwayat keluhan, melakukan pemeriksaan fisik, serta melakukan pemeriksaan penunjang seperti endoskopi jika dibutuhkan. Selain itu, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk menjalani rawat inap di rumah sakit apabila ditemukan keluhan yang berbahaya.
Akibatnya jumlah sel darah merah jadi menurun dan memicu gejala anemia. Karena itulah, ciri-ciri anemia juga muncul pada penderita leukemia yaitu badan terasa lemah, lesu, sesak napas, pusing berkunang-kunang, susah berkonsentrasi, dan tampak pucat. 2. Daya tahan tubuh lemah. Pengertian Gonore Gonore atau kencing nanah adalah suatu penyakit menular seksual yang dapat terjadi pada pria maupun wanita. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri bernama Neisseria Gonorrhoeae atau Gonococcus yang terbilang sangat menular. Bakteri tersebut berbahaya karena dapat menyerang bagian dubur, serviks leher rahim, uretra saluran kencing dan sperma, mata, dan tenggorokan. Gonore paling sering menular pada pasangan yang melakukan hubungan seks secara vaginal, oral, atau anal. Selain itu, penyakit ini juga dapat terjadi akibat menggunakan mainan seks yang terkontaminasi, dan berhubungan seks tanpa menggunakan kondom. Selain itu, ibu yang terinfeksi penyakit menular seksual ini juga bisa menjangkiti bayinya saat dilahirkan. Pada bayi, gonore paling sering menyerang mata. Penanganan tepat dan cepat perlu dilakukan untuk mencegah masalah ini. Penyebab Gonore Penyebab penyakit gonore adalah bakteri Neisseria Gonorrhoeae yang biasanya ditemukan di cairan penis dan alat vital wanita dari orang yang terkena infeksi tersebut. Itulah mengapa bakteri tersebut bisa menyebar dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Hubungan seksual ini bisa dilakukan secara vaginal, anal, hingga oral. Bahkan, ada beberapa bukti jika penyakit menular seksual ini dapat ditularkan melalui ciuman dengan lidah. Namun, penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk memastikan risiko penularannya. Faktor Risiko Gonore Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi gonore, antara lain Berusia banyak pasangan seksual dengan pasangan yang memiliki banyak pasangan infeksi menular seksual terdiagnosis oleh gonore sebelumnya. Jika kamu aktif secara seksual, cobalah berbicara jujur dan terbuka dengan penyedia layanan kesehatan. Tanyakan tentang keharusan untuk mendapatkan pemeriksaan gonore atau penyakit menular seksual lainnya. Gejala Gonore Dalam banyak kasus, infeksi gonore sering tidak menimbulkan gejala. Maka dari itu, banyak pengidap gonore sering tidak menyadari jika dirinya sudah terinfeksi. Pada kebanyakan wanita, gangguan ini sering menimbulkan gejala ringan dan disalahartikan dengan infeksi kandung kemih. Nah, gejala pada wanita yang terserang gonore, antara lain Sensasi nyeri atau terbakar saat buang air vagina di antara cairan kental berwarna kuning atau hijau dari vagina. Pada pria, gejala yang mungkin timbul, seperti Sensasi terbakar saat buang air cairan kuning atau hijau dari penis kencing nanah.Testis yang terasa nyeri atau bengkak. Jika terjadi infeksi dubur, beberapa gejala yang dapat terjadi adalah Gatal pada usus yang menyakitkan. Gejala gonore yang terjadi secara oral adalah Sakit tenggorokan yang dan kemerahan di pada kelenjar getah bening di leher. Jika mengalami gejala ini, ada baiknya langsung menemui penyedia layanan kesehatan untuk diperiksakan. Semakin cepat gangguan ini didiagnosis, semakin efektif pengobatan yang dilakukan. Diagnosis Gonore Untuk mendeteksi bakteri penyebab gonore yang masuk ke dalam tubuh, dokter akan menganalisis sampel sel. Pengambilan sampel dan pemeriksaannya bisa dilakukan dengan metode berikut ini Tes urine. Pemeriksaan ini dapat membantu untuk mengidentifikasi bakteri di uretra darah. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah infeksi sudah menyebar ke dalam sampel cairan. Metode ini dilakukan dengan menyeka area yang diperkirakan mengalami gonore, seperti penis, vagina, tenggorokan, atau dubur. Cara ini untuk mendapatkan sampel cairan untuk wanita, sekarang ini sudah terdapat alat tes untuk gonore yang bisa dilakukan di rumah. Alat tes rumah tersebut untuk mengambil sampel di vagina untuk dikirim ke lab khusus untuk pengujian. Pengobatan Gonore Setelah hasil tes menunjukkan positif terdapat infeksi gonore, dokter biasanya akan memberikan suntikan antibiotik dan obat oral pada pengidap dan pasangannya. Kamu juga dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual untuk sementara waktu hingga perawatan selesai atau dinyatakan sembuh. Tidak melakukan hubungan seksual sementara karena masih ada risiko terjadinya komplikasi atau penyebaran infeksi. Selain itu, dokter juga akan menyarankan pengidap untuk kembali melakukan pemeriksaan setelah satu sampai dua minggu untuk memastikan bakteri gonore telah hilang sepenuhnya. Komplikasi Gonore Ada banyak komplikasi serius yang bisa disebabkan oleh gonore. Pada wanita, gonore bisa menyebabkan komplikasi berupa Infertilitas pada wanita. Gonore dapat menyebar ke dalam rahim dan saluran tuba, sehingga menimbulkan penyakit radang panggul. Hal ini dapat menimbulkan jaringan parut yang mampu menimbulkan komplikasi kehamilan dan pada pria. Gonore dapat menyebabkan epididimis pada tubuh mengalami peradangan. Gangguan yang disebut dengan epididimitis ini jika tidak diobati dapat menyebabkan pada tubuh. Bakteri penyebab gonore dapat menyebar ke aliran darah sehingga menimbulkan infeksi pada bagian tubuh risiko HIV/AIDS. Gonore membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dari HIV, virus penyebab AIDS. Seseorang dengan penyakit gonore dan HIV diketahui lebih mudah menularkan penyakit ini pada pada bayi. Bayi yang tertular gonore dari ibunya saat lahir dapat alami kebutaan, luka di kulit kepala, dan infeksi. Pencegahan Gonore Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya gonore, yaitu Gunakan kondom saat berhubungan seks, termasuk seks vaginal, anal, hingga jumlah pasangan pemeriksaan infeksi menular seksual secara berhubungan seks dengan seseorang yang terlihat memiliki infeksi menular berganti-ganti pasangan atau setia pada satu melakukan hubungan seksual di luar nikah. Kapan Harus ke Dokter? Jika kamu melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap gonore atau mengalami gejala dari penyakit menular seksual ini, ada baiknya segera menemui dokter untuk diperiksa. Jangan biarkan berlarut-larut karena pengobatan yang terlambat dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi. Nah, kamu bisa lho melakukan pemeriksaan gonore melalui layanan Halodoc Home Lab tersedia di Jabodetabek dan Surabaya atau buat janji pemeriksaan gonore di rumah sakit pilihanmu di Halodoc. Yuk, klik gambar berikut untuk memesannya Referensi Medical News Today. Diakses pada 2022. Gonorrhea Symptoms, treatment, and causes. Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Gonorrhea. CDC. Diakses pada 2022. Gonorrhea – CDC Fact Sheet. Healthline. Diakses pada 2022. Everything You Need to Know About Gonorrhea Diperbarui pada 27 April 2022 Kemudianlarva ini akan bermigrasi ke usus dan berkembang menjadi cacing dewasa. Gejala dan ciri-ciri cacingan cacing pita Gejala-gejala infeksi cacing pita tergantung pada jenis infeksi, apakah pada usus atau pada organ tubuh (invasif). Berikut gejala cacing pita sesuai dengan lokasinya: Iklan dari HonestDocs. Dipublish tanggal Feb 22, 2019 Update terakhir Des 24, 2021 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca 4 menit Penyakit TBC atau tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menyebar melalui udara dari batuk atau bersin si penderita. Penyakit ini memiliki gejala dan ciri-ciri TBC yang dapat kita kenali sehingga bisa membantu mendeteksi lebih awal. Sekilas tentang tuberkulosisPenyakit TBC harus mendapatkan penanganan yang tepat. Sebab jika tidak, penyakit ini bisa berakibat fatal. Pelan tapi pasti, itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan gejala penyakit TBC. Seseorang yang terpapar bakteri penyebab TBC tidak langsung jatuh sakit, namun bakteri tetap bersarang di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala apapun. Di sisi lain, seseorang yang terpapar bisa langsung sakit dan menunjukkan ciri-ciri dan gejala TBC yang dapat kita umum, ciri-ciri TBC mirip seperti penyakit lain sehingga kerap disalahartikan, yaitu Penurunan berat badanKehilangan energiKurang nafsu makanDemamBatuk berdahakBerkeringat di malam hari Mengenal infeksi TB laten dan penyakit TB aktif Secara garis besar ada dua jenis tuberkulosis, yaitu infeksi TB laten dan penyakit TB TB laten adalah ketika bakteri TB hidup di dalam tubuh tanpa membuat sakit. Hal ini terjadi pada kebanyakan orang yang menghirup bakteri TB dan terinfeksi, namun tubuhnya mampu melawan bakteri untuk menghentikan pertumbuhannya. Orang dengan infeksi TB laten umumnya tidak merasakan sakit, tidak memiliki gejala apapun, dan tidak dapat menularkan bakteri TBC kepada orang lain. Barulah ketika bakteri TB menjadi aktif dan berkembang biak dalam tubuh, penderita akan mulai jatuh sakit dan muncul gejala TBC yang bisa menular ke orang lain. Kondisi ini disebut sebagai penyakit TB aktif. Tidak ada ciri-ciri TBC laten yang bisa kita amati, orang yang memiliki TB laten bisa berubah menjadi penyakit TB aktif ketika daya tahan tubuh menurun lalu muncullah gejala. Organ tubuh yang paling serang diserang oleh kuman TBC adalah paru-paru, disebut TBC primer. Akan tetapi, bakteri ini juga bisa menyerang organ lain seperti kelenjar getah bening, tulang, kulit, dan lain-lain, yang disebut sebagai TBC sekunder. Masing-masing memiliki ciri-ciri yang berbeda. Ciri-Ciri TBC tuberkulosisGejala TBC dapat diamati dari organ yang diserang, yaitu Ciri-ciri TBC paru Batuk yang berlangsung 3 minggu atau lebih. Inilah yang membedakan batuk biasa yang disebabkan oleh infeksi virus dengan batuk karena TBC. Gejala batuk TBC cenderung berlangsung lama kronis, bahkan jika tidak diobati dengan obat TBC batuknya akan semakin parah dari waktu ke waktu. Batuk tuberkulosis tidak akan mempan dengan obat batuk biasa; Nyeri di dada. Ketika batuk semakin hebat dan peradangan pada paru-paru semakin luas, maka akan menimbulkan gejala sakit dada yang lokasinya sesuai dengan daerah yang meradang. Rasa sakit yang meluas terjadi pada otot-otot dada akibat ketegangan ketika batuk; Batuk berdahak. Batuk karena TBC cenderung berdahak. Dahak yang dihasilkan bisa berwarna putih atau kekuningan, biasanya keluar lebih banyak ketika bangun tidur di pagi hari; Sesak napas. Ketika ada banyak dahak yang menumpuk di saluran pernapasan, maka pernapasan akan terhambat dan menimbulkan sesak. Begitu pula dengan peradangan dan kerusakan yang terjadi pada paru-paru akan menimbulkan rasa sesak atau napas pendek; Batuk darah. Dahak yang dihasilkan ketika sakit TB bisa bercampur dengan darah. Darah ini dihasilkan oleh pecahnya pembuluh darah pada saluran napas akibat guncangan batuk yang kuat dan juga akibat proses peradangan yang membuat pembuluh darah menjadi rapuh dan mudah pecah. Baca juga 7 Gejala Khas Penyakit TBC Paru Gejala TBC kelenjar Bisa disertai dengan adanya TBC paru atau berdiri sendiri. Ketika hanya ada TBC kelenjar, maka tidak ada ciri-ciri seperti yang disebutkan di atas; Kelenjar getah bening yang terkena akan membesar, seperti kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau lipat paha; Pembesaran kelenjar getah bening membentuk benjolan yang tidak terasa sakit; Benjolan akan semakin besar atau semakin banyak dari waktu ke waktu; Seiring perkembangan penyakit, kulit menjadi terlibat, massa semakin besar menyebar ke kulit dan bisa pecah, membentuk saluran dan luka terbuka koreng. Baca selengkapnya Ciri-Ciri Penyakit TBC Kelenjar dan Penanganan Ciri-ciri TBC tulang dan sendi Gejala TB tulang yang paling umum adalah nyeri, tapi itu tergantung pada tulang atau sendi mana yang terpengaruh. Mungkin juga ada perubahan bentuk menjadi melengkung, serta kekakuan pada tulang atau sendi yang terkena. Tulang yang terkena juga dapat melemah dan lebih mudah patah. TBC tulang belakang juga dikenal sebagai Spondilitis TB atau penyakit Pott. Tanda dan gejala penyakit Pott dipengaruhi oleh tahap penyakit dan daerah yang terpengaruh, namun umumnya ditandai dengan nyeri punggung di awal. Gejala dan ciri-ciri meningitis TBMeningitis TB adalah penyakit TBC yang menyerang selaput otak. Bedanya, penyakit ini tidak dimulai dengan gejala meningitis seperti pada meningitis TB dimulai dengan samar-samar, biasanya diawali dengan nyeri, demam, dan umumnya merasa tidak sehat. Kondisi ini berlangsung selama 2-8 minggu. Gejala lain yang lebih khas yaitu muntah, sakit kepala parah, tidak suka lampu terang, leher kaku dan juga 10 Ciri-Ciri Meningitis yang Perlu Diwaspadai Gejala TBC usus dan saluran cerna TBC pada saluran cerna bisa menyebabkan sakit perut, diare, dan BAB berdarah. Sama halnya dengan jenis TBC lain, gejala khas akan tergantung pada organ apa yang diserang. Gejala umum penyakit TB lainnya Gejala-gejala utama di atas, apakah TB paru, tulang, kelenjar, dan lain-lain sering kali disertai dengan gejala umum berikut ini Kelemahan atau kelelahan berat badan turun Tidak nafsu makan Panas dingin Demam ringan Berkeringat di malam hari Ciri-ciri TB pada anakMirip dengan orang dewasa, gejala TBC pada anak tergantung dari jenis TB yang dialami. Ciri-ciri TBC pada anak umumnya ditandai denganBatuk kronisDemamGagal tumbuhPenurunan berat badanNamun, risiko TB ekstra paru TB sekunder lebih sering dialami oleh anak-anak. Maka itu, penting untuk memahami gejala TBC sejak awal. Jika itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 15 Referensi Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini. Tintinalli JE, et al., eds. Tuberculosis. In Tintinalli's Emergency Medicine A Comprehensive Study Guide. 8th ed. New York, McGraw Hill Education; 2016. Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya. Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat Ciriciri Kutil Kelamin Berkembang - Membasmi kutil kelamin yang disebabkan oleh Virus HPV tidak sama dengan pengobatan biasa, orang yang sudah terinveksi virus ini tidak boleh membiarkan virus berkembang biak di dalam tubuh dalam waktu yang lama, jika orang telah menyadari menderita penyakit kutil kelamin sudah seharusnya segera melakukan
Gangguan hati dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari infeksi virus hingga gaya hidup tidak sehat. Fungsi hati yang terganggu bisa berdampak pada terganggunya fungsi organ tubuh lainnya. Deteksi dini dan penanganan yang tepat perlu dilakukan guna mencegah risiko komplikasi yang bersifat serius. Hati liver merupakan organ terbesar yang dimiliki manusia. Organ ini terletak di bagian kanan atas perut dan terlindungi oleh tulang rusuk serta diafragma. Fungsi hati sangatlah penting bagi tubuh, yaitu menetralisir racun, menghasilkan protein, hingga membantu proses pembekuan darah. Selain itu, hati juga berperan sebagai organ yang memproduksi empedu untuk proses pencernaan. Gejala Gangguan Hati Sebagian besar gangguan hati tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala liver atau gangguan hati biasanya baru muncul ketika gangguan hati sudah memasuki tahap lanjut atau bahkan saat kondisi hati sudah rusak parah. Ada beberapa gejala yang dapat muncul akibat gangguan hati, di antaranya Warna kulit dan mata menjadi kuning Kulit terasa gatal dan mudah memar Cepat lelah Urine berwarna gelap Feses berwarna pucat Perut bengkak dan nyeri Pusing dan muntah Nafsu makan hilang Kaki dan pergelangan kaki bengkak Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala tersebut, terutama jika gejala yang dirasakan tidak hilang selama berhari-hari. Jika diabaikan, gangguan hati dapat menjadi semakin parah dan penanganan semakin sulit dilakukan. Penyebab Umum dan Faktor Risiko Gangguan Hati Gangguan hati dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu Infeksi virus hepatitis, seperti virus hepatitis A, B, C, D, dan E Penularan virus hepatitis B dan C dari ibu yang menderita infeksi kedua virus tersebut kepada janinnya Kelainan genetik Kanker Penimbunan lemak atau perlemakan hati Gangguan sistem imun Gangguan hati juga dapat dipicu oleh penyakit, lingkungan, dan pola hidup tidak sehat. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita gangguan hati Menggunakan jarum suntik untuk narkoba secara bergantian Melakukan hubungan seks tanpa pengaman atau sering berganti pasangan Menggunakan jarum tindik atau jarum tato yang tidak steril Melakukan kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh penderita hepatitis Mengonsumsi obat-obatan secara berlebihan Memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol Mengonsumsi suplemen atau obat herbal, seperti pegagan dan daun kenikir, dalam dosis tinggi Mengalami obesitas Menderita diabetes tipe 2 Jenis-Jenis Gangguan Hati Berbagai macam kondisi dan penyakit dapat menyebabkan gangguan pada fungsi hati. Jenis-jenis gangguan hati tersebut meliputi 1. Penyakit kuning Di Indonesia, kondisi kulit dan mata yang menguning dikenal dengan penyakit kuning. Padahal, kondisi ini sebenarnya merupakan gejala dari gangguan hati. Penyakit ini disebabkan oleh kadar bilirubin pigmen empedu dalam aliran darah yang melebihi batas normal. Tingkat bilirubin menjadi tinggi karena adanya kelainan sel atau peradangan pada hati. 2. Kolestasis Kolestasis terjadi ketika aliran cairan empedu dari hati berkurang atau tersumbat. Cairan empedu dihasilkan hati guna membantu proses pencernaan. Aliran empedu yang terhambat ini dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dan memicu penyakit kuning. 3. Sirosis Sirosis merupakan kondisi terbentuknya luka atau jaringan parut di hati yang bersifat kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan hati yang sulit diobati dan memicu kegagalan hati. Kebiasaan minum minuman beralkohol dan infeksi virus hepatitis merupakan penyebab paling umum sirosis. 4. Hepatitis A Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A yang dapat menyebabkan peradangan hati. Cara penularannya adalah melalui feses, air, dan makanan yang terkontaminasi virus tersebut. Kontak fisik dengan penderita melalui hubungan seks juga dapat meningkatkan risiko tertular hepatitis A. 5. Hepatitis B Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan dapat ditularkan melalui darah, cairan tubuh, atau luka yang terbuka. Ibu hamil yang menderita hepatitis B juga dapat menularkannya ke janin di dalam kandungan. Hati yang terinfeksi virus hepatitis B akan mengalami luka, kegagalan hati, dan bahkan kanker jika tidak ditangani secepatnya. 6. Hepatitis C Jenis hepatitis ini disebabkan oleh virus hepatitis C yang dapat menyebabkan organ hati mengalami pembengkakan. Hepatitis C yang bersifat kronis bisa mengakibatkan sirosis, kegagalan hati, dan kanker hati. 7. Perlemakan hati fatty liver Sesuai dengan namanya, karateristik penyakit fatty liver ditandai dengan terlalu banyak lemak yang tersimpan dalam hati. Akibatnya, hati mengalami peradangan yang dapat berkembang menjadi jaringan parut permanen. Pada kondisi kronis, hati berisiko mengalami sirosis dan memicu kegagalan hati. Perlemakan hati bisa dipicu oleh konsumsi minuman keras alcoholic fatty liver atau sebab lain non-alcoholic fatty liver disease/NAFLD, seperti diabetes dan obesitas. 8. Kanker hati Kanker hati terjadi ketika sel hati mengalami mutasi sehingga tumbuh secara tidak terkendali. Dalam beberapa kasus, infeksi kronis akibat virus hepatitis B dan C bisa menyebabkan kanker hati. Selain beberapa penyebab yang telah disebutkan di atas, gangguan hati juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, toksin atau racun, dan kelainan genetik. Pengobatan Gangguan Hati Pengobatan gangguan hati tergantung pada jenis penyakitnya. Beberapa gangguan hati atau penyakit liver dapat diatasi dengan mengubah gaya hidup, seperti berhenti mengonsumsi minuman beralkohol, menurunkan berat badan, serta menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Konsumsi obat antivirus diperlukan jika gangguan hati disebabkan oleh infeksi virus. Namun, jika sudah mengalami sirosis, hati yang rusak tidak dapat disembuhkan. Upaya pengobatan tetap bisa dilakukan dengan memantau perjalanan penyakit dan menekan risiko komplikasi. Pengobatan untuk penderita gagal hati kronis dilakukan dengan operasi untuk menyelamatkan bagian hati yang masih berfungsi. Jika upaya ini ternyata tidak memungkinkan, diperlukan transplantasi hati untuk menyelamatkan nyawa penderita. Gangguan hati bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, hindari kontak langsung dengan darah maupun cairan tubuh penderita hepatitis. Pastikan juga Anda dan keluarga mendapatkan vaksinasi hepatitis sebagai langkah efektif mencegah penyakit ini. Jika Anda mengalami tanda dan gejala gangguan hati, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lengkap dan penanganan lebih lanjut.
6LBHVOI. 274 31 204 23 43 199 93 77 441

ciri ciri penyakit diatas dimiliki oleh orang yang menderita penyakit