yang non-Arab, seperti al-Ghazali, Ibn Sina, Ibn Miskawaih, Sibawaihi dan sebagainya ditulis dalam bahasa Arab. Dalam bahasa Arab sendiri tidak hanya terdapat berbagai cabang dan ilmu dalam literatur Arab, melainkan juga telah memiliki metodologi tersendiri yang digunakan sebagai instrumen untuk penelitian dan pengembangan ilmu.
Chercher Synonymes Conjuguer Prononcer Proposer une autre traduction/dรฉfinition Majlis Voir plus de traductions et d'exemples en contexte pour "Majlis" ou accรฉder ร  plus d'expressions contenant votre recherche "l'oliy majlis" maรฏs nom m =cรฉrรฉale ุฐุฑุฉ un รฉpi de maรฏs ูƒูˆุฒ ุงู„ุฐุฑุฉ mais conjonction a =pour opposer ู„ูƒู† Ces fruits sont gros mais sans saveur. .ู‡ุฐู‡ ุงู„ููˆุงูƒู‡ ูƒุจูŠุฑุฉ ู„ูƒู† ุจุฏูˆู† ุทุนู… b =pour insister ุจู„ู‰ mais si ุจู„ู‰ ู†ุนู… mais non ุฃูƒูŠุฏ ู„ุง Traduction Dictionnaire "K Dictionaries" Franรงais - Arabe Pour ajouter des entrรฉes ร  votre liste de vocabulaire, vous devez rejoindre la communautรฉ Reverso. Cโ€™est simple et rapide Modifier l'entrรฉe Supprimer l'entrรฉe Ajouter une suggestion Ajouter un commentaire Valider !En attente !Rejeter
DOA MAJELIS (pembuka, urutan, dan penutup) 1. Doa pembuka. โ€œSegala puji milik Allah. Kami memohon pertolonganNya, dan mohon ampun kepada Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diriku dan keburukan amalku. Barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada siapapun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan Allah

Daftar Isi Keutamaan Doa Penutup Majelis Bacaan Doa Penutup Majelis dan Artinya Adab Menghadiri Majelis Ilmu 1. Membaca Al-Qur'an 2. Istighfar 3. Memuji Allah SWT 4. Memilih Teman yang Saleh 5. Melarang Seseorang Keluar dari Tempat Duduknya 6. Siapa Pertama Dapat Tempat Duduk, Dialah yang Paling Berhak 7. Menghilangkan Perkara yang Menyakitkan Hati 6. Mengucapkan Salam 8. Duduk di Bagian Paling Belakang 9. Bergeser 10. Dilarang Mendengarkan Pembicaraan Lain Saat mengunjungi majelis atau mendengarkan ceramah, ada baiknya mengucapkan doa penutup setelahnya. Hal ini dilakukan dengan harapan memohon keberkahan dan dihapuskan dari ucapan yang tidak baik. Berikut ini arti, keutamaan, serta Doa Penutup MajelisSetelah majelis berakhir, penceramah biasanya akan meminta jamaah membaca doa penutup majelis di akhir. Doa yang juga disebut doa Kaffaratul Majelis ini dibaca ketika jamaah berada di majelis ta'lim atau pengajian, dan dipanjatkan saat hendak meninggalkan ini adalah doa-doa yang biasa dipanjatkan setelah selesai pengajian. Doa ini biasa dibacakan setelah selesai belajar, membaca al-Qur'an, atau setelah bubar dari majelis. Sehingga tentu akan mendapatkan keberkahan dan pahala bila kita membacakan dengan niatan ikhlas karena Allah SWT. Dianjurkan membaca doa penutup Majelis karena dikhawatirkan terdapat kesalahan bisa berupa berbohong, meremehkan orang lain, dan merasa paling benar di antara yang hadits shahih riwayat At-Tirmidzi menjelaskan bahwa siapa yang membaca doa ini sebelum ia berdiri dari tempat duduknya maka seluruh kesalahan selama dalam majelis tersebut sebuah hadits Tirmidzi diriwayat oleh Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda"Barangsiapa yang berada pada suatu majelis, kemudian pada majelis tersebut tedapat banyak perkataan yang tidak berguna, lalu sebelum beranjak meninggalkan majelis, mengatakan hal yang ini Kaffaratul Majelis , 'Mahasuci Engkau ya Allah dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau,,aku memohon ampun pada-Mu.' Kecuali telah diampuni baginya apa yang ada pada majlis tersebut." HR. Tirmidzi.Maka, setiap akan meninggalkan Majelis dianjurkan membaca doa penutup majelis berikut iniุณูุจู’ุญุงู†ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ูˆุจูุญูŽู…ู’ุฏููƒูŽ ุฃุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃู†ู’ ู„ุง ุฅูู„ู‡ูŽ ุฅูู„ุงูŽู‘ ุฃู†ู’ุชูŽ ุฃุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููƒูŽ ูˆุฃุชููˆุจู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽSubhรขnakallรขhumma wa bihamdika asyhadu an-lรขilรขha illรข anta astaghfiruka wa atรปbu ilaikArtinya "Maha Suci Engkau, ya Allah. Segala sanjungan untuk-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu."Adab Menghadiri Majelis IlmuDilansir dari buku Adab Menuntut Ilmu yang ditulis oleh Abu Hasan Mubarok tercantum hadist yang berbunyi dari Abdillah bin 'Umar ra. Yakni telah bersabda Rasulullah SAW Tidak ada suatu majelis pun yang tidak disebut nama Allah SWT di dalamnya melainkan mendapatkan penyesalan nanti di hari kiamat. HR. Ahmad 56Di antara adab dalam majelis ilmu adalah dengan mengingat Allah SWT dengan cara1. Membaca Al-Qur'anMembaca kitab suci Al-Quran merupakan salah satu adab dalam majelis ilmu. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda"Barang siapa pergi dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah swt akan memudahkan perjalannya menuju surga. Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di masjid membaca al-Qur'an dan mentadaburinya kecuali Allah SWT akan memberikan ketentraman di hati mereka dan memberikan rahmat serta akan dinaungi para Malaikat dan menyebut-sebutkannya di sisi Allah SWT." HR. Muslim2. IstighfarMembaca 'Astaghfirlullahal-adziim' merupakan salah satu adab. Rasulullah bahkan mengucapkannya sebanyak 100 kali sebelum berdiri. Hal ini tertuang dalam hadits dari Ibn Umar RA yakni"Rasulullah SAW senantiasa menghitung dalam suatu majlis 100 kali istighfar sebelum berdiri. Yaa Rabb ampunilah aku dan terimalah taubatku, karena sesungguhnya engkau adalah penyayang dan penerima taubat." HR. Tirmidzi3. Memuji Allah SWTAnjuran untuk mensucikan, mengagungkan Allah SWT, memohon surga-Nya, dan berlindung dari neraka-Nya. Tertuang dalam hadits berikutุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจูŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅู†ู‘ูŽ ู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ู…ูŽู„ุงุฆููƒูŽุฉู‹ ูŠูŽุทููˆูููˆู†ูŽ ูููŠ ุงู„ุทู‘ูุฑูู‚ู ูŠูŽู„ู’ุชูŽู…ูุณููˆู†ูŽ ุฃู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุŒ ููุฅูุฐูŽุง ูˆูŽุฌูŽุฏููˆุง ู‚ูŽูˆู’ู…ูŽุงู‹ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑููˆู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ ุŒ ุชูŽู†ูŽุงุฏูŽูˆู’ุง ู‡ูŽู„ูู…ู‘ููˆุง ุฅูู„ูŽู‰ ุญูŽุงุฌูŽุชููƒูู…ู’ ุŒ ููŽูŠูŽุญููู‘ููˆู†ูŽู‡ูู…ู’ ุจูุฃูŽุฌู’ู†ูุญูŽุชูู‡ูู… ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุŒ ููŽูŠูŽุณู’ุฃู„ูู‡ูู…ู’ ุฑูŽุจู‘ูู‡ูู…ู’ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุฃุนู’ู„ูŽู… ู…ูŽุง ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ุนูุจูŽุงุฏููŠ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ูŠูุณูŽุจู‘ูุญููˆู†ูŽูƒูŽ ุŒ ูˆูŠููƒุจู‘ูุฑููˆู†ูŽูƒูŽ ุŒ ูˆูŽูŠูŽุญู’ู…ูŽุฏููˆู†ูŽูƒูŽ ุŒ ูˆูŠูู…ูŽุฌู‘ูุฏููˆู†ูŽูƒูŽ ุŒ ููŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‡ูŽู„ู’ ุฑูŽุฃูŽูˆู’ู†ููŠ ููŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ุงูŽ ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูˆู’ูƒูŽ . ููŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ูƒูŽูŠู’ููŽ ู„ูŽูˆู’ ุฑูŽุฃูˆู’ู†ููŠ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ู„ูŽูˆู’ ุฑูŽุฃูˆู’ูƒูŽ ูƒูŽุงู†ููˆุง ุฃูŽุดูŽุฏู‘ูŽ ู„ูŽูƒูŽ ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู‹ ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดูŽุฏู‘ูŽ ู„ูŽูƒูŽ ุชูŽู…ู’ุฌููŠุฏุงู‹ ุŒ ูˆูŽุฃูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ู„ูŽูƒูŽ ุชูŽุณู’ุจููŠุญุงู‹ . ููŽูŠู‚ููˆู„ู ููŽู…ูŽุงุฐูŽุง ูŠูŽุณู’ุฃูŽู„ููˆู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ูŠูŽุณู’ุฃู„ููˆู†ูŽูƒูŽ ุงู„ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูŽ . ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ูˆูŽู‡ูŽู„ู’ ุฑูŽุฃูŽูˆู’ู‡ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ุงูŽ ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ู ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูˆู’ู‡ูŽุง . ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ููŽูƒูŠููŽ ู„ูŽูˆู’ ุฑูŽุฃูˆู’ู‡ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ูŽูˆู’ ุฃู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุฑูŽุฃูˆู’ู‡ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ุฃุดูŽุฏู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุญูุฑู’ุตุงู‹ ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดูŽุฏู‘ูŽ ู„ูŽู‡ูŽุง ุทูŽู„ูŽุจุงู‹ ุŒ ูˆูŽุฃูŽุนู’ุธูŽู…ูŽ ูููŠู‡ูŽุง ุฑูŽุบู’ุจูŽุฉู‹ . ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽู…ูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุชูŽุนูŽูˆู‘ูŽุฐููˆู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ูŠูŽุชูŽุนูŽูˆู‘ูŽุฐููˆู†ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ุ› ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ูˆูŽู‡ูŽู„ู’ ุฑูŽุฃูˆู’ู‡ูŽุง ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ุงูŽ ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูˆู’ู‡ูŽุง ููŽูŠูŽู‚ููˆู„ู ูƒูŽูŠู’ููŽ ู„ูŽูˆู’ ุฑูŽุฃูˆู’ู‡ูŽุง ุŸ! ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ูŽูˆู’ ุฑูŽุฃูˆู’ู‡ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ุฃูŽุดูŽุฏู‘ูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ููุฑูŽุงุฑุงู‹ ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดูŽุฏู‘ูŽ ู„ูŽู‡ูŽุง ู…ูŽุฎูŽุงููŽุฉู‹ . ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ููŽุฃูุดู’ู‡ูุฏููƒูู…ู’ ุฃูŽู†ู‘ููŠ ู‚ูŽุฏู’ ุบูŽููŽุฑู’ุชู ู„ูŽู‡ูู… ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ู…ูŽู„ูŽูƒูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู…ูŽู„ุงูŽุฆููƒูŽุฉู ูููŠู’ู‡ูู…ู’ ููู„ุงูŽู†ูŒ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุŒ ุฅู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุฌูŽุงุกูŽ ู„ูุญูŽุงุฌูŽุฉู ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‡ูู…ู ุงู„ุฌูู„ูŽุณูŽุงุกู ู„ุงูŽ ูŠูŽุดู’ู‚ูŽู‰ ุจูู‡ูู…ู’ ุฌูŽู„ููŠุณูู‡ูู…ู’ ู…ูุชู‘ูŽููŽู‚ูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูArtinyaDari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda"Sesungguhnya para Malaikat senantiasa keliling ke jalan-jalan sambil mencari orang-orang yang berdzikir, maka bila mereka menemukan suatu kaum berdzikir, mereka mendekat dan mempersilahkan mereka mengutarakan apa yang menjadi hajatnya, sembari mengepakkan sayap mereka sampai menjulang ke langit dunia, berkata Allah kepada para Malaikat sedang Allah lebih mengetahui daripada Malaikat, Apa yang hamba-Ku minta, Malaikat berkata; mereka bertasbih, tahmid, dan tahlil dan mengagungkan-Mu. Allah berkata; Apakah mereka melihat-Ku, Malaikat menjawab; tidak mereka tidak melihat Engkau, lantas Allah berkata; trus apa yang terjadi bila mereka bisa melihat kepada-Ku?, Malaikat menjawab; bila mereka bisa melihat Engkau, niscaya akan tambah semangat ibadahnya, banyak tasbih, takbir, dan memuji bertanya, terus apa yang mereka minta pada-Ku?, Malaikat menjawab; mereka menginginkan surge?, Allah bertanya; apakah mereka telah melihatnya?, Malaikat menjawab; tidak/belum, Allah bertanya; terus bagaimana bila mereka bisa melihatnya, Malaikat menjawab; mereka akan lebih tambah lagi semangat berdoa, dan rindu. Allah bertanya; trus daripada apa mereka meminta perlindungan, Malaikat menjawab dari jilatan api neraka, Allah bertanya; apakah mereka sudah melihatnya, Malaikat menjawab; belum Yaa Rabb, mereka belum melihatnya, Allah bertanya; lantas bagaimana bila mereka sudah melihatnya?, Malaikat menjawab; mereka akan tambah takut. Allah berkata; Wahai sekalian para Malaikat, saksikanlah oleh kalian, sesungguhnya Aku [Allah] telah memaafkan kesalahan mereka. Salah satu Malaikat ada yang bicara, Yaa Rabb di antara mereka ada orang yang datang bukan karena dzikir, tapi karena lain hal?, Allah berfirman; Yaa dia juga ikut mendapatkan bagian."4. Memilih Teman yang SalehAnjuran untuk berkumpul dengan teman yang saleh dan pergi ke majelis bersama juga menjadi nilai positif dalam adab ke majelis. Tertuang dari Abi Musa RA, Rasulullah SAW bersabda"Perumpamaan teman yang saleh, baik dan buruk/jelek adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Maka penjual minyak wangi akan memberikan aroma yang harus dan baik, sedangkan pandai besi itu bisa membakar pakaianmu atau meninggalkan aroma tak sedap." HR. Bukhari5. Melarang Seseorang Keluar dari Tempat DuduknyaTahukah kamu terdapat larangan memberdirikan orang lain dari tempat duduknya? Hal ini tertuang dalam hadits dari Ibn Umar RA dari Rasulullah SAW"Sesungguhnya baginda Nabi melarang seseorang memberdirikan dari tempat duduknya dan dia duduk di tempatnya, akan tetapi luaskanlah dan lapangkanlah. Adalah Ibn Umar RA tidak suka seseorang memberdirikan orang lain dan dia duduk di tempatnya. Akan tetapi lapangkanlah dan luaskanlah di antara kalian."6. Siapa Pertama Dapat Tempat Duduk, Dialah yang Paling BerhakTertuang juga dalam hadits bahwa siapa yang memperoleh tempat duduk maka ialah yang paling berhak. Dari Abu Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda"Jika salah seorang di antara kalian berdiri pada tempat duduk orang lain, kemudian orang yang pertama tadi datang kembali, maka yang pertama itulah yang berhak mendudukinya." HR. Muslim7. Menghilangkan Perkara yang Menyakitkan HatiBagi para pengunjung majelis dari Jabir berkata"Seseorang berjalan di masjid dengan panahnya, maka Rasulullah SAW bersabda genggamlah mata panah." HR. MuslimSementara dari Abi Musa al-Asya'ri"Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Jika salah seorang di antara kalian berjalan di suatu majlis/pasar dan di tangannya terdapat anak panah, maka hendaklah genggam mata panah."6. Mengucapkan SalamDari Abu Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda"Jika salah seorang di antara kalian selesai dari suatu majlis maka hendaklah mengucapkan salam, dan bila tampak olehnya tempat duduk, maka duduklah, dan bila hendak berdiri ucapkanlah salam, tidaklah seseorang itu lebih berhak dari yang lainnnya." HR. Abu Daud dan at Turmudzi8. Duduk di Bagian Paling BelakangAnjuran ini ditujukan bila majelis memang sudah penuh. Tertuang dalam hadits dari Jabir bin Samrah berkata"Adalah kami bila mendatangi tempat Rasulullah SAW duduk salah satu di antara kami sampai selesai." HR. Tirmidzi dan Abu Daud9. BergeserDari Abdullah bin 'Umar RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda"Tidak halal bagi seorang untuk menggeser dua orang, kecuali dengan izinnya." HR. Tirmidzi dan Abu Daud10. Dilarang Mendengarkan Pembicaraan LainPembicaraan lain selain keterangan guru tidak diperkenankan untuk didengarkan dalam suatu majelis. Ada baiknya jamaah mendengarkan dengan seksama kajian dalam majelis tersebut. Dari Ibn Abbas RA dari Rasulullah SAW bersabda"Barangsiapa bermimpi yang belum pernah dilihat sebelumnya, maka akan dibebankan padanya untuk mengikat antara dua rambut kecil dan tidak akan pernah dilakukannya, dan barangsiapa memperdengarkan hadits suatu kaum/kelompok dan kelompok tersebut tidak menyukainya atau bahkan lari daripada khabar tersebut maka akan diguyurkan pada telinganya al-unuk pada hari qiyamat, dan barangsiapa menggambar maka akan dibebankan padanya untuk meniupkan ruh pada gambar tersebut, tapi dia tidak bisa." HR. Al-BukhariNah, detikers itulah tadi doa penutup majelis yang sebaiknya dipanjatkan saat akhir ceramah. Semoga dengan menyimak majelis dan menutup dengan doa, akan mengantarkan kita pada keberkahan, aamiin ya robbal alamin. Simak Video "MAKI Bakal Bawa Perkara 75 Pegawai KPK ke MK" [GambasVideo 20detik] aau/fds

Prapatan XII RT 08/01 No 8 B, dan Majlis Taโ€™lim Nurul Huda di Jl Mampang Prapatan XIII RT 006/01 No 5 C Kaum ibu yang dimaksud di sini adalah khusus kaum ibu yang mengikuti pengajian di majelis taโ€™lim, agar orang tua khususnya kaum ibu menyadari betapa pentingnya pendidikan, terutama pendidikan agama

Membaca Doa. Foto FreepikUsai melaksanakan kegiatan majelis atau pengajian hendaknya ditutup dengan sebuah doa. Harapannya adalah doa tersebut akan membuat kegiatan yang telah dilaksanakan menjadi penuh berkah dan manfaat baik di dunia maupun apa saja yang dibaca boleh saja, selama di dalamnya mengandung kebaikan. Namun, akan lebih baik jika doa yang dibaca selaras dengan kegiatan yang telah dilaksanakan. Bagi umat Islam, setidaknya ada tiga macam doa yang umum dibacakan saat penutupan kegiatan majelis. Berikut bacaan doa penutup majelis beserta artinya. Kegiatan Majelis. Foto InterestDoa Penutup MajelisAda beberapa doa yang bisa digunakan untuk menutup majelis. Berikut bacaan doa penutup majelis serta dapat disesuaikan dengan jenis kegiatan yang berlangsung. 1. Bacaan Doa "Subhanakallohumma wa Bihamdika"Doa ini dibaca sebagai penutup suatu majelis seperti dikutip dari hadits Nabi Muhammad SAW yang tercantum dalam Kitab Al Adzkar karangan Imam Nawawi. Doa ini sering digunakan dalam mengakhiri kegiatan majelis. ๏บณู๏บ’ู’๏บคูŽ๏บŽ๏ปงูŽ๏ปšูŽ ๏บ๏ปŸ๏ป ูŽู‘๏ปฌู๏ปขูŽู‘ ๏ปญูŽ๏บ‘ู๏บคูŽ๏ปคู’๏บชู๏ป™ูŽ ๏บƒูŽ๏บทู’๏ปฌูŽ๏บชู ๏บƒูŽ๏ปฅู’ ๏ปปูŽ ๏บ‡ู๏ปŸูŽ๏ปชูŽ ๏บ‡ู๏ปปูŽู‘ ๏บƒูŽ๏ปงู’๏บ–ูŽ ๏บƒูŽ๏บณู’๏บ˜ูŽ๏ปู’๏ป”ู๏บฎู๏ป™ูŽ ๏ปญูŽ๏บƒูŽ๏บ—ู๏ปฎ๏บู ๏บ‡ู๏ปŸูŽ๏ปดู’๏ปšโ€œSubhรขnakallรขhumma wa bihamdika asyhadu an-lรขilรขha illรข anta astaghfiruka wa atรปbu ilaik.โ€Artinya โ€œMaha Suci Engkau, ya Allah. Segala sanjungan untuk-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Aku memohon ampun-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu.โ€ HR. Tirmidzi2. Bacaan Doa "Allohummarham na bil qur'anโ€Bacaan doa ini biasa dibaca usai kegiatan pengajian. Doa ini cocok dibaca setelah kegiatan majelis dengan pembahasan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Alquran. Lafal doanya adalah sebagai berikut๏บูŽ๏ปŸ๏ป ู‘ูŽ๏ปฌู๏ปขู‘ูŽ ๏บ๏บญู’ุญูŽู…ู’ู†ูŽุง ๏บ‘ู๏บŽู’๏ปŸ๏ป˜ู๏บฎู’๏บ๏ปฅู’ุŒ ๏ปญูŽ๏บ๏บŸู’๏ปŒูŽ๏ป ู’๏ปชู ๏ปŸูŽ๏ปจูŽ๏บŽ ๏บ‡ูู๏ปฃูŽ๏บŽ๏ปฃู‹๏บŽ ๏ปญูŽ๏ปงู๏ปฎู’๏บญู‹๏บ ๏ปญูŽ๏ปซู๏บชู‹๏บ ๏ปญูŽ๏บญูŽ๏บฃู’๏ปคูŽ๏บ”ู’ุŒ ๏บƒูŽ๏ปŸ๏ป ู‘ูŽ๏ปฌู๏ปขู‘ูŽ ๏บซูŽ๏ป›ู‘ู๏บฎู’๏ปงูŽ๏บŽ ๏ปฃู๏ปจู’๏ปชู ๏ปฃูŽ๏บŽ ๏ปงูŽ๏บดู๏ปดู’๏ปจ๏บŽ ูˆูŽุนูŽู„ู‘ูู…ู’ู†ูŽุง ๏ปฃู๏ปจู’๏ปชู ๏ปฃูŽ๏บŽ ๏บŸูŽ๏ปฌู๏ป ู’๏ปจูŽ๏บŽ ๏ปญูŽ๏บ๏บญู’๏บฏูู‚ู’ู†ูŽุง ๏บ—ู๏ปผูŽ๏ปญูŽ๏บ—ูŽ๏ปชู ๏บ๏ปงูŽ๏บŽ๏บ€ูŽ ๏บ๏ปŸู’๏ป ูŽ๏ปดู’๏ปžู ๏ปญูŽ๏บƒูŽ๏ปƒู’๏บฎูŽ๏บ๏ป‘ูŽ ๏บ๏ปŸ๏ปจู‘ูŽ๏ปฌูŽ๏บŽ๏บญู’ ๏ปญูŽ๏บ๏บŸู’๏ปŒูŽ๏ป ู’๏ปชู ๏ปŸูŽ๏ปจูŽ๏บŽ ๏บฃู๏บ ู‘ูŽ๏บ”ู‹ ๏ปณูŽ๏บŽ ๏บญูŽ๏บู‘ูŽ ๏บู’๏ปŸ๏ปŒูŽ๏บŽ๏ปŸูŽ๏ปคู’๏ปดู๏ปฆโ€œAllohummarham na bil qur'an. Waj'al hu lanaa imaama, wa nuuro, wa hudaa, wa rohmah. Allohumma dakkir na minhu ma nasiina, wa 'allimna minhu ma jahilna warjuqna tilaawatahu. Aana-al laili wa atroofan nahaar. Waj'alhu lana hujjatan, yaa Robbal 'alamiin.โ€Artinya "Ya Allah, rahmatilah kami dengan al-Qur'an. Jadikan ia pimpinan, cahaya, petunjuk, dan rahmat. Ya Allah, ingatkanlah kami apa yang terlupa darinya dan ajarkanlah apa yang tidak kami ketahui darinya. Dan berikanlah kami rejeki membacanya sepanjang siang dan malam. Serta jadikanlah ia hujjah penolong kami. Wahai Allah Tuhan semesta alam."3. Bacaan Doa โ€œRobbinfa'na bi ma allamtanaโ€Doa ini cocok dibaca untuk mengakhiri kegiatan majelis yang di dalamnya berisi pembelajaran ilmu-ilmu agama. ๏บญูŽ๏บู‘ู ๏บู’๏ปง๏ป”ูŽ๏ปŒู’๏ปจูŽ๏บŽ ๏บ‘ู๏ปคูŽ๏บŽ ๏ป‹ูŽ๏ป ู‘ูŽ๏ปคู’๏บ˜ูŽ๏ปจูŽ๏บŽุŒ ๏บญูŽ๏บู‘ู ๏ป‹ูŽ๏ป ูู‘๏ปคู’๏ปจูŽ๏บŽ ๏บู‘ูŽ๏ปŸ๏บฌู๏ปฑู’ ๏ปณูŽ๏ปจู’๏ป”ูŽ๏ปŒู๏ปจูŽ๏บŽุŒ ๏บญูŽ๏บู‘ู ๏ป“ูŽ๏ป˜ูู‘๏ปฌู’๏ปจูŽ๏บŽ ๏ปญูŽ๏ป“ูŽ๏ป˜ูู‘๏ปชู’ ๏บƒูŽ๏ปซู’๏ป ูŽ๏ปจูŽ๏บŽุŒ ๏ปญูŽ๏ป—ูŽ๏บฎูŽ๏บ๏บ‘ูŽ๏บŽ๏บ•ู ๏ปŸูŽ๏ปจูŽ๏บŽ ๏ป“ู๏ปฒ ๏บฉู๏ปณู’๏ปจู๏ปจูŽ๏บŽุŒ ๏บ—ูŽ๏ปฎูŽ๏บณู‘ูŽ๏ป ู’๏ปจูŽ๏บŽ ๏บ‘ู๏บ˜ูŽ๏ปŒูŽ๏ป ู‘ู๏ปขูุŒ ๏บ—ูŽ๏ปฎูŽ๏บณู‘ูŽ๏ป ู’๏ปจูŽ๏บŽ ๏บ‘ู๏บ˜ูŽ๏ปŒู’๏ป ู๏ปด๏ปขูุŒ ๏บูŽ๏ปฅู’ ๏บ—ูŽ๏บฎู’๏บฏู๏ป—ูŽ๏ปจูŽ๏บŽ ุงู„ูˆูŽุงุณูุนูŽุฉูŽุŒ ๏ปญูŽ๏บูŽ๏ปฅู’ ๏บ—ูŽ๏บฎู’๏บฏู๏ป—ูŽ๏ปจูŽ๏บŽ ๏บ๏ปทูŽ๏ปฃูŽ๏บŽ๏ปงูŽ๏บ”โ€œRobbinfa'naa bi maa 'allamta na, robbi 'allim na alladzi yanfa'una. Robbi faqqih na wa faqqih ahlana, wa qoroobaatin lana fi diini na. Tawassalna bi ta'allumin, tawassalna bi ta'limiin. An tarzuqo nal wasi'ah, wa an tarzuqo nal amaanah.โ€Artinya "Ya Allah, berilah kami manfaat dari apa yang telah engkau ajarkan pada kami. Ya Allah, berilah kami pengetahuan terhadap apa yang bermanfaat bagi kami. Ya Allah, berilah pemahaman pada kami, dan pada keluarga kami, Serta para kerabat kami dalam memahami agama. Kami bertawasul dengan belajar, kami bertawasul dengan mengajar. Agar Engkau beri kami rejeki yang luas * dan agar Engkau beri kami rejeki amanah."
Baramij al-Taโ€™lim tahun 1908 M. e. Sebagai Anggota Majlis Madrasah, dan Majlis Idarah al-Madrasah al-Shadiyah tahun 1909 M. f. Sebagai Ketua Lajnah Fahrasah di Maktabah al-Shadiqiyah tahun 1910 M. g. Sebagai Anggota Majlis Ishlah al-Taโ€˜lim ke-2 di Jamiโ€™ah Zaitunah pada tahun 1910 M. h. Sebagai Anggota Majlis al-Auqaf pertama pada tahun
I. PENDAHULUAN Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya majelis taklim terdiri dari dua akar kata bahasa Arab yaitu majlis yang berarti tempat duduk, tempat siding atau dewan, sedangkan taโ€™lim berarti pengajaran.[1] Jika kita gabungkan dua kata itu dan mengartikannya secara istilah, maka dapatlah kita simpulkan bahwasannya majelis taklim memiliki arti tempat berkumpulnya seseorang untuk menuntut ilmu khususnya ilmu agama bersifat nonformal jika kita melihat pendidikan yang ada di Indonesia ini. Majelis taklim sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW saat dakwah pertamanya yang bertempat di rumah Arqom bin Al-Arqom. Sekarang, penamaan majelis taklim sudahlah tidak asing lagi bagi kita. Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas tentang fungsi, tujuan, kedudukan dan macam-macam majelis taklim. Suatu kegiatan sudah semestinya memiliki hal-hal ini yang akan menjadikan kegiatan terarah dan terorganisir dengan baik. II. KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN Sesuai dengan apa yang telah saya sebutkan di atas, bahwasannya majelis taklim jika kita melihat lapangan, ia bersifat nonformal, namun walaupun demikian fungsi dari majelis taklim itu sendiri sangatlah dirasa dalam masyarakat. Majelis taklim juga banyak disorot karena perannya dalam mengembangkan pribadi Islami pada pesertanya. Hal yang menjadi tujuan majelis taklim, mungkin rumusannya bermacam-macam. Sebab para pendiri majelis taklim dengan organisasi lingkungan, dan jamaah yang berbeda, tidak pernah mengalimatkan tujuannya. Maka Dra. Hj. Tutty Alawiyah AS, dalam bukunya โ€œStrategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklimโ€, merumuskan tujuan dari segi fungsinya, yaitu Pertama, berfungsi sebagai tempat belajar, maka tujuan majelis taklim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama, yang akan mendorong pengalaman ajaran agama. Kedua, berfungsi sebagai tempat kontak social, maka tujuannya silaturahmi. Ketiga, berfungsi mewujudkan minat social maka tujuannya meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan jamaahnya.[2] Dari kutipan tujuan di atas, terlihatlah bahwasannya tujuan majelis taklim sangat erat kaitannya dengan fungsinya. Bahkan tidak hanya Tutty Alawiyah yang merumuskan hal tersebut, Muhsin MK pun dalam bukunya tidak memisahkan antara tujuan dan fungsi majelis taklim. Paparnya dalam bukunya yang berjudul โ€œManajemen Majelis Takilmโ€[3], apabila dilihat dari makna dan sejarah berdirinya majelis taklim dalam masyarakat, bisa diketahui dan dimungkinkan lembaga dakwah ini berfungsi dan bertujuan sebagai berikut A. Tempat belajar-mengajar Majelis taklim dapat berfungsi sebagai tempat kegiatan belajar mengajar umat Islam, khususnya bagi kaum perempuan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman ajaran Islam. B. Lembaga pendidikan dan keterampilan Majelis taklim juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan keterampilan bagi kaum perempuan dalam masyarakatyang berhubungan, antara lain dengan masalah pengembangan kepribadian serta pembinaan keluarga dan rumah tangga sakinah mawaddah warohmah. Melalui Majelis taklim inilah, diharapkan mereka menjaga kemuliaan dan kehormatan keluarga dan rumah tangganya. C. Wadah berkegiatan dan berkreativitas Majelis taklim juga berfungsi sebagai wadah berkegiatan dan berkreativitas bagi kaum perempuan. Antara lain dalam berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.[4] Negara dan bangsa kita sangat membutuhkan kehadiran perempuan yang sholihah dengan keahlian dan keterampilan sehingga dengan kesalehan dan kemampuan tersebut dia dapat membimbing dan mengarahkan masyarakat kea rah yang baik.[5] D. Pusat pembinaan dan pengembangan Majelis taklim juga berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia kaum perempuan dalam berbagai bidang seperti dakwah, pendidikan social, dan politik yang sesuai dengan kodratnya[6]. E. Jaringan komunikasi, ukhuwah dan silaturahim Majelis taklim juga diharapkan menjadi jaringan komunikasi, ukhuwah, dan silaturahim antarsesama kaum perempuan, antara lain dalam membangun masyarakat dan tatanan kehidupan yang Islami. Jika kita perhatikan dengan teliti, penjelasan Muhsin MK di atas mengkhususkan majelis taklim yang pesertanya adalah dari kaum wanita. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa kaum lelaki pun dapat mengadakan majelis taklim. Hanya saja di Jakarta dan sekitarnya mungkin lebih banyak dikenal majelis taklim yang banyak dari kaum wanita pesertanya. III. MACAM-MACAM MAJELIS TAKLIM[7] Majelis taklim yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat Indonesia jika dikelompok-kelompokkan adaberbagai macam, antara lain Dilihat dari jamaahnya, yaitu Majelis taklim kaum ibu/muslimah/perempuan Majelis taklim kaum bapak/muslimin/laki-laki Majelis taklim kaum remaja Majelis taklim anak-anak Majelis taklim campuran laki-laki dan perempuan/kaum bapak dan ibu Dilihat dari organisasinya, majelis taklim ada beberapa macam, yaitu Majelis taklim biasa, dibentuk oleh masyarakat setempat tanpa memiliki legalitas formal kecuali hanya member tahu kepada lembaga pemeritahan setempat Majelis taklim berbentuk yayasan, biasanya telah terdaftar dan memiliki akte notaries. Majelis taklim berbentuk ormas Majelis taklim di bawah ormas. Majelis taklim di bawah orsospol. Dilihat dari tempatnya, majelis taklim terdiri dari Majelis taklim masjid atau mushola Majelis taklim perkantoran Majelis taklim perhotelan Majelis taklim pabrik atau industri Majelis taklim perumahan IV. KESIMPULAN Dengan pembahasan di atas, akan ada bayangan seperti apa majelis taklim itu dilihat dari fungsi, tujuan dan macam-macamnya. ketika meneliti atau berkeinginan untuk membentuk sebuat majelis taklim insya Allah akan lebih mudah merumuskannya. Dalam prakteknya, majelis taklim merupakan tempat pangajaran atau pendidikan agama islam yang paling fleksibal dan tidak terikat oleh waktu. Majelis taklim bersifat terbuka terhadap segla usia, lapisan atau strata social, dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore, atau malam . tempat pengajarannya pun bisa dilakukan dirumah, masjid, mushalla, gedung. Aula, halaman, dan sebagainya. Selain tiu majelis taklim memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai lembaga dakwah dan lembaga pendidikan non-formal. Fleksibelitas majelis taklim inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga pendidikan islam yang paling dekat dengan umat masyarakat. Majelis taklim juga merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara masyarakat awam dengan para mualim, dan antara sesama anggot jamaah majelis taklim tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu.[8] V. DAFTAR PUSTAKA Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Pustaka Progressif Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim, Jakarta Pustaka Intermasa, 2009 Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, Bandung Mizan, 1997 Website [1]Lihat Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Pustaka Progressif [2]Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, Bandung Mizan, 1997, cet. I, hal. 78 [3]Lihat Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim, Jakarta Pustaka Intermasa, 2009, cet. I, hal. 5-7. Penjelasannya adalah ringkasan-ringkasan yang juga tulisan yang beliau kutip disertai footnote insya Allah. [4]Muhsin MK, ibid, hal. 6, ia mengutip dari Mohammad Ali Al-Hasyimi, Kepribadian wanita muslimah, hal. 256. [5] ibid, penulis mengutip dari, AM Saefudin, Ada Hari Esok, hal. 34-35. [6] Ibid, hal. 7, penulis mengutip dari Dakwah Menjelang Tahun, Jakarta Koordinator Dakwah Islam, 1986, hal. 65. [7]Muhsin MK, ibid, hal. 9-12.
  • ิธั„ะพแ ะธั€แŒฎฮถีธแ“ะฐัˆแŒธะณ
    • ะŸะตะฟั ะพ แŠฮนฮผัƒแŠ™ ีงั‰ะธึ„ะตฮดฮธะผะธีฌ
    • ะžแ‹ฑัƒ ึ…ั†แˆญฮปะพแ‰ฃะต
  • ะžฮฒีซ แŠ… ะฑะธะผีซแŒฅะพฯˆึ…
Said, Imam Ghazali, 1977. Taโ€™lฤซm al-Mutaโ€™allim Thariqut Taโ€™allum, Surabaya: Diyantama. Suryadi, Rudi Ahmad, 2012. Motivasi Belajar Perspektif Pendidikan Islam Klasik: Studi atas Pemikiran al-Jarnuji. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Taโ€™lim, 10(1). Sutrisno, Agus. tt. Biografi Syekh Zarnuji, Pengarang Taโ€™lim Mutaโ€™allim.
JAKARTA - Kata majelis taklim tak lagi asing di telinga masyarakat Indonesia. Kata ini marak digunakan untuk kumpulan pengajian. Tetapi, ada fakta menarik, yaitu istilah majelis taklim hanya ada di Tanah Air. Di negara lain, ungkap Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdhatul Ulama LBMNU KH Zulfa Mustafa, majelis taklim tidak dikenal. Secara etimologi, istilah tersebut terdiri dari dua kata yakni majlis. Asal katanya jalasa dalam bahasa Arab yang artinya dudukโ€™.Majlis adalah bentuk kata tempat ism makan dari kata dasar dudukโ€™ tersebut. Sedangkan kata taklim berasal dari kata ta'lim adalah bentuk masdar yang berarti pengajaranโ€™. Asal katanya 'allama. โ€œPenggabungannya berarti tempat pengajaran,โ€ paparnya, saat dihubungi Republika, Selasa 7/1.Dalam tradisi negara lain, istilah majelis taklim dikenal dengan sebutan halaqah. Dalam tradisi tasawuf, ada zawiyah. Semua kata itu menggambarkan kondisi sekelompok Muslim yang berkumpul untuk belajar. Mereka mengkaji ilmu keagamaan, baik dari aspek teologi, filsafat, maupun tasawuf. Menurutnya, majelis taklim adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan nonformal yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Proses pembelajaran di dalamnya mengarah kepada pembentukan akhlak mulia bagi jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam taklim merupakan tempat pangajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu. Sifatnya terbuka. Usia berapa pun, profesi apa pun, suku apa pun, dapat bergabung di dalamnya. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore, atau malam. Lokasi taklim pun bisa dilakukan di dalam maupun di luar Zulfa, lembaga ini memiliki dua fungsi utama. Pertama, fungsi dakwah. Kedua, majelis taklim memiliki fungsi pendidikan. Kegiatan yang tidak formal dan tidak mengikat membuat masyarakat yang mengikuti kegiatan ini aktif tanpa ada lebih serius mempelajari agama di majelis taklim ketimbang sekolah. Ketika penceramah di majelis taklim mengimbau hindarilah omongan yang tidak terpuji, dan kemudian jangan menyakiti hati orang lain, โ€œIni akan efektif,โ€ papar KH Zulfa. โ€œBanyak nantinya yang mengikuti pesan itu.โ€Lebih lanjut ia menjelaskan, majelis taklim menjadi sangat populer pada era 1980-an. Ketika itu, Prof Tutty Alawiyah membentuk Badan Kontak Majelis Taklim BKMT. Organisasi ini merupakan gabungan dari majelis taklim yang ada di seluruh Indonesia. Pernah dalam sebuah agenda yang didukung gubernur DKI Jakarta era tersebut, Ali Sadikin, BKMT melibatkan 140 ribu majelis taklim masih sangat tergantung gagasan dan aktivitas pengurus atau gurunya. Wawasan tentang masa depan, kehidupan sosial-ekonomi, lingkungan, kesejahteraan, bahkan pemikiran keagamaan juga belum menjadi perhatian kebanyakan dari mereka. Namun demikian, lembaga nonformal ini mampu meningkatkan kualitas pemahaman dan amalan keagamaan setiap pribadi Muslim Indonesia yang mengacu pada keseimbangan antara Iman dan takwa dengan ilmu pengetahuan dan situs resmi BKMT Pusat, organisasi ini berdiri pada awal Januari 1981 di Jakarta. Organisasi ini lahir dari kesepakatan lebih dari 735 majelis taklim yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kini BKMT telah berkembang di seluruh wilayah perkembangan anggotanya mencapai ribuan majelis taklim dengan meliputi jutaan orang jamaah yang tersebar di 33 provinsi. BKMT juga telah mengembangkan beberapa organisasi otonom di bawahnya yang bergerak di bidang pemberdayaan telah melahirkan organisasi perhimpunan usaha wanita PUSPITA BKMT dan mempunyai sekitar 400 buah Koperasi Jamaah KOMAH BKMT. Koperasi-koperasi ini bernaung di bawah induk Koperasi Jamaah IKOMAH umum ada beberapa kondisi yang melatarbelakangi pembentuk dan pengembangan BKMT. Pertama, masih adanya isi materi dan bobot penyampaian pidato atau tabligh yang kurang menarik, kurang memperhatikan relevansinya dengan masalah aktual atau kebutuhan lingkungan. Kemudian, pengelolaan majelis taklim tidak disertai dengan perencanaan yang itu, kemampuan individual kaum mubaligh belum mendukung keterlibatannya dengan pemecahan masalah masyarakat, terutama dalam penguasaan ilmu pengetahuan umum. Daya analisis terhadap keadaan dan kemampuan memecahkan masalah masih lemah, apa adanya, belum sistematis. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
I Majlis Maulid dan Majlis Taโ€™lim merupakan lembaga pendidikan non formal di lingkungan masyarakat yang berfungsi sebagai wadah untuk sarana beribadah yaitu bersholawat dan mencari ilmu. Melalui Majlis Maulid Wattaโ€™lim Riyadlul Jannah ini merupakan salah satu upaya dalam membentuk Akhlak yang baik bagi remaja dan membentengi remaja dari

๏ปฟIlustrasi Doa Pembuka dan Penutup Majelis, Foto Pexels/Ali ArapoฤŸluSetiap mengikuti majelis, biasanya kita akan membacakan doa pembuka dan penutup. Tahukah kamu akan doa tersebut? Jika belum tahu, berikut bacaan doa pembuka dan penutup Pembuka dan Penutup MajelisSebelum ke bacaan doa pembuka dan penutup majelis, mari kita ketahui dulu apa itu majelis. Majelis merupakan kependekan dari majelis taklim atau majelis taโ€™lim. Berdasarkan buku Ilmu Pendidikan Islam oleh Halid Hanafi, La Adu, dan Zainuddin 2018457 Perkataan majelis taโ€™lim berasal dari bahasa Arab yang terduru dari dua kata yaitu majelis dan taโ€™lim. Majelis artinya tempat duduk, tempat sidang, dewan. Taโ€™lim berarti pengajaran. Untuk itu secara lugawi majelis taโ€™lim dapat diartikan sebagai tempat untuk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam. Menurut bahasa Indonesia majelis taโ€™lim diartikan sebagai lembaga organisasi sebagai wadah pengajian, sidang pengajian atau tempat membuka majelis, biasanya ada doa yang dilafalkan oleh para jamaah. Berikut doa pembuka majelis"Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta'inuwanastaghfiruhu wana'udzubillahi min syuruuri anfusinaa wamin sayyiaati a'maalina. Man yahdillah falaa mudhillalahu wamin yudhillhu falaa haadiyalahu. Asyhadu anna muhammdan abduhuu warosuluh."Ilustrasi Doa Pembuka dan Penutup Majelis, Foto Pexels/Lucas Pereira Carliniโ€œKami panjatkan segala puji kepada-Nya dan kami mohon pertolongan-Nya. Seraya memohonampun dan perlindungan-Nya dari segala keburukan jiwaku dan kejelekan amaliahku. Barang siapa telah Allah berikan petunjuk jalan baginya, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang telah Allah sesatkan jalannya, maka tiada yang bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad hamba Allah dan utusan Allah.โ€Selain itu, ada juga doa yang biasanya dilafalkan ketika majelis sudah selesai. Berikut doa untuk menutup majelis"Subhaabakallahumma wabihamdika ashadu anlaa ilaaha illa anta astagfiruka wa atuubu ilaik."Doa ini memiliki arti โ€œMaha suci Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.โ€Demikian artikel mengenai bacaan doa pembuka dan penutup majelis bagi umat muslim. Semoga bisa memberi manfaat bagi kita semua.

uiDj51c. 141 455 343 234 308 241 233 301 334

tulisan arab majlis ta lim